Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang
asal usul dan perkembagan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan
metode dan metodologi tertentu. Sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang
masa lampau atau suatu bidang ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan
riwayat masa lampau tersebut sesuai dengan metode-metode tertentu yang dapat
dipercaya (Sutiyah, 1991: 30). Dengan demikian, maka riwayat masa lampau
sebagai objek studi sejarah akan berkaitan dengan suatu peristiwa kehidupan
manusia yang menyangkut segala bentuk dan aspeknya. Dalam penuturan sejarah,
peristiwa tersebut diurutkan sesuai periodesasi atau waktunya secara
kronologis. Analisa sejarah tentang suatu gejala dan suatu peristiwa atau kejadian
akan didapatkan sebuah gambaran tentang hal tersebut pada masa yang akan
datang. Sehingga sedikit banyak akan dapat memperhitungkan kecenderungannya di
masa yang akan datang pula.
Sejarawan Islam
Kamis, 07 Februari 2013
Kamis, 10 Januari 2013
Total History: Ilmu-ilmu Bantu Sejarah
Berikut ini dipaparkan
bagaimana Total History dalam pengertian ilmu-ilmu yang membantu sejarah
dalam proses pengumpulan dan pengolahan sumber penulisan sejarah. Walaupun
sebenarnya bahan-bahan atau ilmu-ilmu itu diperlukan tidak saja pada fase
heuristik saja tetapi juga ketika ia melakukan analisis dan sintesis terhadap
semua fakta sejarah yang telah terkumpul. Ilmu-ilmu bantu yang merupakan
pendukung sejarah disebut auxilary sciences atau sister diciplines.
Penggunaan ilmu-ilmu bantu ini tergantung pada pokok-pokok atau periode sejarah
yang dipelajari. Ilmu-ilmu mempunyai fungsi-fungsi penting yang digunakan oleh
para sejarawan dalam mebantu penelitian dan penulisan sejarah sehingga sejarah
menjadi sebuah karya ilmiah.
Total History: Sejarah Lama dan Sejarah Baru
Kepesatan ilmu-ilmu sosial lain disusul pula oleh perkembangan
kajian sejarah, terutama bagi yang terakhir ini dalam metodologinya.
Perkembangan metodologi sejarah ini erat kaitanya dengan mendekatnya antara
sejarah dengan ilmu-ilmu sosial. Sejarah tidak mentabukan penggunaan
konsep-konsep yang umum digunakan dalam beberapa ilmu sosial jika dianggap
relevan.
Jumat, 30 November 2012
Total History: Pendekatan Ilmu Sosial dalam Historiografi
Dibawah ini ditunjukkan secara skematis posisi sejarah dengan
contoh konsep-konsepnya dalam hubunganya dengan ilmu-ilmu sosial yang lain
bersama contoh konsep-konsepnya yang dapat digunakan oleh sejarawan setiap
waktu jika memang relevan dengan pokok masalah yang dijaki. Ini menunjukkan
simbiosis mutualistis antara sejarah
dengan ilmu-ilmu sosial lain (Syamsudin, 2007: 304).
Total History: Perbedaan Sejarah (Humaniora) dan Ilmu Sosial (Social Science)
Dalam perkembangan penelitian dan penulisan sejarah, terutama
bagian kedua abad XX, sejarawan telah membiasakan diri untuk mengenal dan
menggunakan konsep-konsep baik yang dikenal dalam lingkungan sejarah sendiri
maupun dari ilmu social. Pada saat menganalisis peristiwa atau fenomena masa
lampau, sejarawan menggunakan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial yang
relevan dengan pokok kajiannya agar memberikan karakteristik ilmiah pada
sejarah.
Menurut Anskermit (1985: 246-247) peminjaman ilmu sosial dalam sejarah
seperti tersebut di atas, terdapat beberapa alasan : (1) Dengan bantuan teori
ilmu-ilmu sosial yang menunjukkan hubungan antara berbagai faktor,
pernyataan-pernyataan tentang masa lampau dapat dirinci, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif; (2) Teori sosial ilmiah mengadakan hubungan antara berbagai
variable.
Minggu, 05 Agustus 2012
Mahasiswa >< Organisasi Kemahasiswaan
Dalam
sejarah pergerakan nasional tentu tidak akan pernah bisa dilepaskan dari peranan
mahasiswa atau pemuda sebagai salah satu elemen dan motor penggerak bangsa,
yang turut berjuang dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia. Mahasiswa yang
salah satu perananya adalah agent of
change atau agen perubahan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
sejarah bangsa Indonesia. Adanya pemahaman sejarah pergerakan nasional yang
baik supaya generasi muda memiliki semangat sebagaimana tokoh-tokoh muda dahulu
yang berjuang untuk memerdekakan Indonesia. Karena salah satu fungsi dari kita
mempelajari sejarah adalah kita bisa mengambil pelajaran dari peristiwa masa
lalu yang telah terjadi. Selain itu juga untuk semakin menanamkan nilai-nilai
nasionalisme dan juga cinta tanah air.
Senin, 16 Juli 2012
Pelajaran IPS yang membosankan? atau cara mengajar yang membosankan?
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
khususnya sejarah, bagi sebagian orang masih dianggap sebagai pelajaran nomor
dua atau bahkan lebih. Ini bukan sekedar asumsi semata. Tapi berdasarkan fakta
yang ada bahwa memang sebagian besar pelajar lebih menyukai atau terpaksa
menyukai pelajaran eksak daripada pelajaran-pelajaran sosial. Hal ini memang
tidak terlepas dari sistem kurikulum pendidikan kita di Indonesia saat ini -yang
merupakan warisan dari sistem kurikulum pendidikan sebelumnya- lebih
mengunggulkan mata pelajaran yang berbau eksak daripada yang berbau sosial atau
juga bahasa. Bagi siswa-siswa yang duduk di bangku Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA)
baik yang berbentuk Sekolah Menengah Umum (SMU) atau Madrasah Aliyah (MA),
lebih terdorong untuk masuk di program IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) daripada
masuk di program IPS ataupun Bahasa. Banyak alasan para siswa untuk memilih
program IPA dibanding dengan IPS atau Bahasa. Diantaranya adalah bahwa program
IPA/ eksak dianggap lebih luas jangkauanya untuk melanjutkan, ilmunya lebih
mendalam, lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan, secara prestise bagi yang di
program IPA lebih pandai daripada yang di program IPA atau Bahasa.
Langganan:
Postingan (Atom)