Kamis, 07 Februari 2013

TOTAL HISTORY: Perspektif Baru Penulisan Sejarah


Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal usul dan perkembagan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan metode dan metodologi tertentu. Sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang masa lampau atau suatu bidang ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau tersebut sesuai dengan metode-metode tertentu yang dapat dipercaya (Sutiyah, 1991: 30). Dengan demikian, maka riwayat masa lampau sebagai objek studi sejarah akan berkaitan dengan suatu peristiwa kehidupan manusia yang menyangkut segala bentuk dan aspeknya. Dalam penuturan sejarah, peristiwa tersebut diurutkan sesuai periodesasi atau waktunya secara kronologis. Analisa sejarah tentang suatu gejala dan suatu peristiwa atau kejadian akan didapatkan sebuah gambaran tentang hal tersebut pada masa yang akan datang. Sehingga sedikit banyak akan dapat memperhitungkan kecenderungannya di masa yang akan datang pula.

Kamis, 10 Januari 2013

Total History: Ilmu-ilmu Bantu Sejarah


Berikut ini dipaparkan bagaimana Total History dalam pengertian ilmu-ilmu yang membantu sejarah dalam proses pengumpulan dan pengolahan sumber penulisan sejarah. Walaupun sebenarnya bahan-bahan atau ilmu-ilmu itu diperlukan tidak saja pada fase heuristik saja tetapi juga ketika ia melakukan analisis dan sintesis terhadap semua fakta sejarah yang telah terkumpul. Ilmu-ilmu bantu yang merupakan pendukung sejarah disebut auxilary sciences atau sister diciplines. Penggunaan ilmu-ilmu bantu ini tergantung pada pokok-pokok atau periode sejarah yang dipelajari. Ilmu-ilmu mempunyai fungsi-fungsi penting yang digunakan oleh para sejarawan dalam mebantu penelitian dan penulisan sejarah sehingga sejarah menjadi sebuah karya ilmiah.

Total History: Sejarah Lama dan Sejarah Baru


Kepesatan ilmu-ilmu sosial lain disusul pula oleh perkembangan kajian sejarah, terutama bagi yang terakhir ini dalam metodologinya. Perkembangan metodologi sejarah ini erat kaitanya dengan mendekatnya antara sejarah dengan ilmu-ilmu sosial. Sejarah tidak mentabukan penggunaan konsep-konsep yang umum digunakan dalam beberapa ilmu sosial jika dianggap relevan.

Jumat, 30 November 2012

Total History: Pendekatan Ilmu Sosial dalam Historiografi


Dibawah ini ditunjukkan secara skematis posisi sejarah dengan contoh konsep-konsepnya dalam hubunganya dengan ilmu-ilmu sosial yang lain bersama contoh konsep-konsepnya yang dapat digunakan oleh sejarawan setiap waktu jika memang relevan dengan pokok masalah yang dijaki. Ini menunjukkan simbiosis mutualistis  antara sejarah dengan ilmu-ilmu sosial lain (Syamsudin, 2007: 304).

Total History: Perbedaan Sejarah (Humaniora) dan Ilmu Sosial (Social Science)


Dalam perkembangan penelitian dan penulisan sejarah, terutama bagian kedua abad XX, sejarawan telah membiasakan diri untuk mengenal dan menggunakan konsep-konsep baik yang dikenal dalam lingkungan sejarah sendiri maupun dari ilmu social. Pada saat menganalisis peristiwa atau fenomena masa lampau, sejarawan menggunakan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial yang relevan dengan pokok kajiannya agar memberikan karakteristik ilmiah pada sejarah.
Menurut Anskermit (1985: 246-247) peminjaman ilmu sosial dalam sejarah seperti tersebut di atas, terdapat beberapa alasan : (1) Dengan bantuan teori ilmu-ilmu sosial yang menunjukkan hubungan antara berbagai faktor, pernyataan-pernyataan tentang masa lampau dapat dirinci, baik secara kualitatif maupun kuantitatif; (2) Teori sosial ilmiah mengadakan hubungan antara berbagai variable.

Minggu, 05 Agustus 2012

Mahasiswa >< Organisasi Kemahasiswaan


Dalam sejarah pergerakan nasional tentu tidak akan pernah bisa dilepaskan dari peranan mahasiswa atau pemuda sebagai salah satu elemen dan motor penggerak bangsa, yang turut berjuang dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia. Mahasiswa yang salah satu perananya adalah agent of change atau agen perubahan mempunyai peranan yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Adanya pemahaman sejarah pergerakan nasional yang baik supaya generasi muda memiliki semangat sebagaimana tokoh-tokoh muda dahulu yang berjuang untuk memerdekakan Indonesia. Karena salah satu fungsi dari kita mempelajari sejarah adalah kita bisa mengambil pelajaran dari peristiwa masa lalu yang telah terjadi. Selain itu juga untuk semakin menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan juga cinta tanah air.

Senin, 16 Juli 2012

Pelajaran IPS yang membosankan? atau cara mengajar yang membosankan?


Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) khususnya sejarah, bagi sebagian orang masih dianggap sebagai pelajaran nomor dua atau bahkan lebih. Ini bukan sekedar asumsi semata. Tapi berdasarkan fakta yang ada bahwa memang sebagian besar pelajar lebih menyukai atau terpaksa menyukai pelajaran eksak daripada pelajaran-pelajaran sosial. Hal ini memang tidak terlepas dari sistem kurikulum pendidikan kita di Indonesia saat ini -yang merupakan warisan dari sistem kurikulum pendidikan sebelumnya- lebih mengunggulkan mata pelajaran yang berbau eksak daripada yang berbau sosial atau juga bahasa. Bagi siswa-siswa yang duduk di bangku Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA) baik yang berbentuk Sekolah Menengah Umum (SMU) atau Madrasah Aliyah (MA), lebih terdorong untuk masuk di program IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) daripada masuk di program IPS ataupun Bahasa. Banyak alasan para siswa untuk memilih program IPA dibanding dengan IPS atau Bahasa. Diantaranya adalah bahwa program IPA/ eksak dianggap lebih luas jangkauanya untuk melanjutkan, ilmunya lebih mendalam, lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan, secara prestise bagi yang di program IPA lebih pandai daripada yang di program IPA atau Bahasa.