Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang
asal usul dan perkembagan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan
metode dan metodologi tertentu. Sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang
masa lampau atau suatu bidang ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan
riwayat masa lampau tersebut sesuai dengan metode-metode tertentu yang dapat
dipercaya (Sutiyah, 1991: 30). Dengan demikian, maka riwayat masa lampau
sebagai objek studi sejarah akan berkaitan dengan suatu peristiwa kehidupan
manusia yang menyangkut segala bentuk dan aspeknya. Dalam penuturan sejarah,
peristiwa tersebut diurutkan sesuai periodesasi atau waktunya secara
kronologis. Analisa sejarah tentang suatu gejala dan suatu peristiwa atau kejadian
akan didapatkan sebuah gambaran tentang hal tersebut pada masa yang akan
datang. Sehingga sedikit banyak akan dapat memperhitungkan kecenderungannya di
masa yang akan datang pula.
Seperti halnya dengan disiplin ilmu yang lain, sejarah merupakan
salah satu wahana dalam upaya untuk mencerdaskan bangsa dalam pengertian luas.
Dalam hal ini, Suhendra Suparno (1995: 1) menyatakan bahwa sejarah berpijak
pada fakta masa lampau yang dianalisis untuk memahami masa kini dan
diproyeksikan untuk kehidupan masa depan. Hal ini berarti bahwa sejarah
merupakan pengalaman manusia atau kelompok manusia terhadap suatu peristiwa
yang tidak bisa diabaikan dan dilupakan. Tanpa sejarah, manusia tidak mungkin
memiliki pengetahuan tentang dirinya terutama sekali tentang kehidupannya.
Sejarah merupakan rekonstruksi masa lalu (Kuntowijoyo). Dari
pendapat tersebut, dapat dimaknai bahwa sejarah adalah suatu usaha
mengorganisasikan dan mengulas kembali peristiwa atau kejadian masa lalu baik
melalui proses pengkajian maupun melalui proses belajar. Dengan demikian,
sejarah mempunyai manfaat yang sangat besar terhadap pembaharuan pengetahuan
masa kini tentang suatu peristiwa dan perkembangan masyarakat pada masa lampau.
Dalam pandangan, Herodutus dari Yunani mengemukakan teori metodologi sejarah.
Menurut dia, sejarah itu harus ditulis berdasarkan apa yang didengar dan
dilihat oleh seorang peneliti. Misalnya, perang Yunani harus dilihat dan
didengar oleh peneliti sejarah.
Seiring dengan
perkembangan dan kemajuan pengetahuan, sejarah sebagai sebuah diisplin ilmu
menunjukkan fungsinya yang sejajar dengan disiplin-disiplin lain bagi kehidupan
umat manusia kini dan akan datang. Kecenderungan demikian akan semakin nyata
bila penulisan sejarah bukan hanya sebatas kisah biasa melainkan didalamnya terkandung
eksplanasi kritis dan kedalaman pengetahuan tentang ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’
peristiwa-peristiwa masa lampau terjadi. Didalam upaya penulisan sejarah kritis
itu sedikitnya terdapat dua implikasi metodologis, yaitu pertama, keharusan
memakai metode studi sejarah yang lebih problem oriented, dan kedua penjelasan
serta penelaahan sejarah didasarkan pada analisis yang social-scientific.
Terdorong oleh kecenderungan metodologis ini, maka dalam prakteknya sejarawan
harus mneggunakan pendekatan dan konsep-konsep serta teori-teori bagaimana dari
ilmu sosial yang memungkinkan upaya rekontruksi masa lampau itu menjadi lebih
strategis.
Dalam perkembangan penelitian dan penulisan sejarah, terutama abad
ke-20 dan abad ke-21 para sejarawan telah membiasakan diri mngenal dan meneggunakan
sejumlah konsep-konsep, baik yang dikenal dari dalam lingkungan sejarah sendiri
maupun yang diangkat dari ilmu-ilmu sosial yang lain. Ketika menganalisis
berbagai peristiwa atau fenomena masa lalu, sejarawan menggunakan konsep-konsep
dari berbagai ilmu sosial tertentu yang relevan dengan pokok kajiannya. Ini
dikenal dengan pendekatan interdidipliner atau multidimensional yang memberikan
karakteristik “Ilmiah” kepada sejarah. Pernggunaan berbagai konsep ilmu sosial
lain ini memungkinkan suatu masalah dapat dilihat dari berbagai dimensi
sehingga pemahaman tentang masalah itu, baik keluasan maupun kedalamanya, akan semakin jelas.
Pembidangan
ilmu-ilmu sosial yang signifikan bagi pengkajian sejarah sangatlah beragam.
Gambaran mengenai suatu peristiwa sejarah akan bisa ditentukan oleh disiplin
atau pendekatan tertentu, yakni dari segi mana sejarawan memandangnya, dimensi
apa yang diperhatikan, unsur-unsur mana yang diungkapkan dan sebagainya. Dalam
hal ini konstruks-konstruk konseptual atau teori-teori ilmu sosial mempunyai
daya penjelas yang lebih besar bagi sejarawan
dalam memberikan keterangan historis (historical explanation)
(Abdurahman, 1999: 10).
Contohnya, peristiwa G 30 S/PKI tidak bisa dipahami sekedar hanya
peristiwa politik semata, tapi juga bisa dilihat dari sisi sosial bagaimana
kondisi masyarakat pada saat itu. Konflik yang terjadi di pusat pemerintahan di
Jakarta akhirnya juga berpengaruh terhadap kondisi di daerah-daerah, yang di
masing-masing daerha memiliki ciri khas tersendiri. Bagaimana pasca peristiwa G
30 S/PKI antara yang terjadi di Jawa, berbeda dengan yang ada di Bali, maupun
Sumatra. Periatiwa G 30 S/ PKI juga tidak bisa dilepaskan dari kondisi sosial
di masing-masing daerah yang memiliki latar belakang yang mungkin berbeda
dengan yang ada di pusat. Dan tidak melulu hanya bermotif politik saja. Motif
ekonomi juga da pengaruhnya dalam peristiwa tersebut. Termasuk juga budaya juga
tidak bisa dilepaskan dari pegaruh peristiwa itu. Geografipun juga tidak bisa
dilepaskana pengaruhnya dn andilnya dalam peristiwa tersebut. Oleh karena itu
dibutuhkanlah suatu pendekatan baru yang bisa membahasa dari berbagai
perspektif bidang ilmu, supaya dalam penulisan sejarah nantinya bisa semakian
luas pemahaman dan sisi keilmiahanya.
Sejarah total atau Total History adalah suatu pengkajian
sejarah baik dalam pengumpulan sumber maupun tahap analisis yang menggunakan
berbagai pendekatan keilmuan lain diluar ilmu sejarah, sehingga antara sejarah
dan bidang ilmu yang lain saling berkaitan dan membantu dalam proses
historiografi. Konsep tentang Total History atau sejarah total adalah
bagaimana peranan bidang ilmu-ilmu lain baik itu yang bersifat sosial maupun
eksak untuk membantu dalam proses historiografi. Dengan kata lain Total
History ada dalam proses pengumpulan sumber (heuristik) sejarah dan
juga pada tahap interpretasi atau analisis sejarah. Berikut ini dijelaskan
konsep total history dalam 2 pengertian tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar