Kamis, 07 Februari 2013

TOTAL HISTORY: Perspektif Baru Penulisan Sejarah


Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal usul dan perkembagan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan metode dan metodologi tertentu. Sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang masa lampau atau suatu bidang ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau tersebut sesuai dengan metode-metode tertentu yang dapat dipercaya (Sutiyah, 1991: 30). Dengan demikian, maka riwayat masa lampau sebagai objek studi sejarah akan berkaitan dengan suatu peristiwa kehidupan manusia yang menyangkut segala bentuk dan aspeknya. Dalam penuturan sejarah, peristiwa tersebut diurutkan sesuai periodesasi atau waktunya secara kronologis. Analisa sejarah tentang suatu gejala dan suatu peristiwa atau kejadian akan didapatkan sebuah gambaran tentang hal tersebut pada masa yang akan datang. Sehingga sedikit banyak akan dapat memperhitungkan kecenderungannya di masa yang akan datang pula.

Seperti halnya dengan disiplin ilmu yang lain, sejarah merupakan salah satu wahana dalam upaya untuk mencerdaskan bangsa dalam pengertian luas. Dalam hal ini, Suhendra Suparno (1995: 1) menyatakan bahwa sejarah berpijak pada fakta masa lampau yang dianalisis untuk memahami masa kini dan diproyeksikan untuk kehidupan masa depan. Hal ini berarti bahwa sejarah merupakan pengalaman manusia atau kelompok manusia terhadap suatu peristiwa yang tidak bisa diabaikan dan dilupakan. Tanpa sejarah, manusia tidak mungkin memiliki pengetahuan tentang dirinya terutama sekali tentang kehidupannya.
Sejarah merupakan rekonstruksi masa lalu (Kuntowijoyo). Dari pendapat tersebut, dapat dimaknai bahwa sejarah adalah suatu usaha mengorganisasikan dan mengulas kembali peristiwa atau kejadian masa lalu baik melalui proses pengkajian maupun melalui proses belajar. Dengan demikian, sejarah mempunyai manfaat yang sangat besar terhadap pembaharuan pengetahuan masa kini tentang suatu peristiwa dan perkembangan masyarakat pada masa lampau. Dalam pandangan, Herodutus dari Yunani mengemukakan teori metodologi sejarah. Menurut dia, sejarah itu harus ditulis berdasarkan apa yang didengar dan dilihat oleh seorang peneliti. Misalnya, perang Yunani harus dilihat dan didengar oleh peneliti sejarah.
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan pengetahuan, sejarah sebagai sebuah diisplin ilmu menunjukkan fungsinya yang sejajar dengan disiplin-disiplin lain bagi kehidupan umat manusia kini dan akan datang. Kecenderungan demikian akan semakin nyata bila penulisan sejarah bukan hanya sebatas kisah biasa melainkan didalamnya terkandung eksplanasi kritis dan kedalaman pengetahuan tentang ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ peristiwa-peristiwa masa lampau terjadi. Didalam upaya penulisan sejarah kritis itu sedikitnya terdapat dua implikasi metodologis, yaitu pertama, keharusan memakai metode studi sejarah yang lebih problem oriented, dan kedua penjelasan serta penelaahan sejarah didasarkan pada analisis yang social-scientific. Terdorong oleh kecenderungan metodologis ini, maka dalam prakteknya sejarawan harus mneggunakan pendekatan dan konsep-konsep serta teori-teori bagaimana dari ilmu sosial yang memungkinkan upaya rekontruksi masa lampau itu menjadi lebih strategis.
Dalam perkembangan penelitian dan penulisan sejarah, terutama abad ke-20 dan abad ke-21 para sejarawan telah membiasakan diri mngenal dan meneggunakan sejumlah konsep-konsep, baik yang dikenal dari dalam lingkungan sejarah sendiri maupun yang diangkat dari ilmu-ilmu sosial yang lain. Ketika menganalisis berbagai peristiwa atau fenomena masa lalu, sejarawan menggunakan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial tertentu yang relevan dengan pokok kajiannya. Ini dikenal dengan pendekatan interdidipliner atau multidimensional yang memberikan karakteristik “Ilmiah” kepada sejarah. Pernggunaan berbagai konsep ilmu sosial lain ini memungkinkan suatu masalah dapat dilihat dari berbagai dimensi sehingga pemahaman tentang masalah itu, baik keluasan  maupun kedalamanya, akan semakin jelas.
Pembidangan ilmu-ilmu sosial yang signifikan bagi pengkajian sejarah sangatlah beragam. Gambaran mengenai suatu peristiwa sejarah akan bisa ditentukan oleh disiplin atau pendekatan tertentu, yakni dari segi mana sejarawan memandangnya, dimensi apa yang diperhatikan, unsur-unsur mana yang diungkapkan dan sebagainya. Dalam hal ini konstruks-konstruk konseptual atau teori-teori ilmu sosial mempunyai daya penjelas yang lebih besar bagi sejarawan  dalam memberikan keterangan historis (historical explanation) (Abdurahman, 1999: 10).
Contohnya, peristiwa G 30 S/PKI tidak bisa dipahami sekedar hanya peristiwa politik semata, tapi juga bisa dilihat dari sisi sosial bagaimana kondisi masyarakat pada saat itu. Konflik yang terjadi di pusat pemerintahan di Jakarta akhirnya juga berpengaruh terhadap kondisi di daerah-daerah, yang di masing-masing daerha memiliki ciri khas tersendiri. Bagaimana pasca peristiwa G 30 S/PKI antara yang terjadi di Jawa, berbeda dengan yang ada di Bali, maupun Sumatra. Periatiwa G 30 S/ PKI juga tidak bisa dilepaskan dari kondisi sosial di masing-masing daerah yang memiliki latar belakang yang mungkin berbeda dengan yang ada di pusat. Dan tidak melulu hanya bermotif politik saja. Motif ekonomi juga da pengaruhnya dalam peristiwa tersebut. Termasuk juga budaya juga tidak bisa dilepaskan dari pegaruh peristiwa itu. Geografipun juga tidak bisa dilepaskana pengaruhnya dn andilnya dalam peristiwa tersebut. Oleh karena itu dibutuhkanlah suatu pendekatan baru yang bisa membahasa dari berbagai perspektif bidang ilmu, supaya dalam penulisan sejarah nantinya bisa semakian luas pemahaman dan sisi keilmiahanya.
Sejarah total atau Total History adalah suatu pengkajian sejarah baik dalam pengumpulan sumber maupun tahap analisis yang menggunakan berbagai pendekatan keilmuan lain diluar ilmu sejarah, sehingga antara sejarah dan bidang ilmu yang lain saling berkaitan dan membantu dalam proses historiografi. Konsep tentang Total History atau sejarah total adalah bagaimana peranan bidang ilmu-ilmu lain baik itu yang bersifat sosial maupun eksak untuk membantu dalam proses historiografi. Dengan kata lain Total History ada dalam proses pengumpulan sumber (heuristik) sejarah dan juga pada tahap interpretasi atau analisis sejarah. Berikut ini dijelaskan konsep total history dalam 2 pengertian tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar