Istilah
ekologi mulai diperkenalkan ke dalam pustaka ilmiah dalam tahun 1869 oleh
seorang ahli biologi bernama Ernest Haeckel. Ekologi berasal dari kata Latin oi-cos (oikos) yang melambangkan rumah, tempat tinggal, sarang dan logos yang berarti ilmu. Dalam bahasa
latin istilah itu tidak saja meliputi tempat yang ditinggali, tetapi juga
termasuk penghuninya dan peralatan sehari-hari yang dilibatkan dalam kegiatan
kehidupan (A.Mattulada, 1994: 11). Dengan kata
lain Ekologi mempelajari lingkungan rumah tangga dari seluruh makhluk hidup, di
dalam rumah tangganya, serta seluruh proses yang berfungsi yang berfungsi untuk
memungkinkan rumah itu dihuni para penghuninya (Odum dalam Soerjani, 2005). Dalam makna ini ekologi adalah
pengkajian atas benda-benda hidup tidak dalam arti individual (satu dalam satu)
tetapi sebagai anggota dari sesuatu jaringan (network) yang rumit dari organisme-organisme yang saling
berhubungan (dari virus tak terjaring sampai manusia) dalam fungsi mereka
menghadapi berbagai macam lingkungan termasuk ekadaan alam fisik, berbagai
jenis tanaman dan hewan, dan organisme lainya dalam jenis yang sama.
Ekologi
adalah ilmu tentang rumah atau tempat tinggal mahluk. Biasanya ekologi
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk
hidup dengan lingkunganya. Yang dimaksud dengan mahluk hidup disini adalah
“kelompok” mahluk hidup. Ekologi sebagai ilmu berkembang pesat setelah tahun
1990, dan lebih pesat lagi dalam 2 dasawarsa terakhir. Sekarang kita kenal pula
Ilmu Lingkungan Hidup (Environmental
Sciences) dan Biologi Lingkungan (Environmental
Biology) yang merupakan ilmu tersendiri. Ekologi adalah bagian kecil dari
Biologi (R. Soedjiran Resosoedarmo dkk, 1989: 1-2).
Ekologi
adalah cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari hubungan timbal balik antara
mahluk hidup dan lingkunganya (Odum dalam Johan Iskandar, 2001: 7). Kehidupan
manusia, seperti halnya mahluk hidup lainya, dipengaruhi dan mempengaruhi
lingkunganya. Berbeda dengan mahluk hidup lainya, hubungan timbal balik antara
manusia dan lingkungan sekitarnya (sistem biofisik) atau ekosistem dipengaruhi
oleh sistem budaya yang dimilikinya. Dengan demikian, faktor budaya ini sangat
penting bagi manusia untuk melakukan proses adaptasi dengan lingkunganya
(Ingnold dalam Johan Iskandar, 2001: 7).
Sementara
menurut A.Mattulada (1994: 23) ekologi adalah pengkajian terhadap relasi-relasi
penting dan tempat yang terdapat antara organisme berbagai jenis, sama dan
berbagai jenis mahkluk hidup lainya dengan lingkunganya. Dalam pengertian luas,
ekologi menganalisis bukan saja bagaimana terjadinya organisme dan pengaruhnya
dalam proses kehidupan, melainkan juga pengaruh organisme terhadap lingkungan
dan sebaliknya, yaitu lingkungan terhadap organisme. Pada awalnya ekologi masih dianggap sebagai cabang dari biologi, namun
seiring dengan makin merebaknya isu mengenai lingkungan hidup ekologi mulai
dilihat sebagai ilmu tersendiri yang interdisiplin, serta berdasarkan disiplin
yang integratif yang mengkaitkan berbagai proses fisik dan hayati. Ekologi
bahkan digunakan untuk menjelaskan seluk beluk kota dengan apa yang disebut
ekologi kota, seluk beluk administrasi dalam ekologi administrasi dan
sebagainya.
Ilmu
ekologi disebut juga dengan ilmu lingkungan, hanya kalau ditelaah lebih jauh,
ilmu lingkungan lebih luas daripada ilmu ekologi. Karena ilmu lingkungan
mengintegrasikan berbagi ilmu (seperti sosiologi, epidemologi, planologi,
kesehatan masyarakat, geografi, ekonomi, ilmu pertanian, kehutanan, perikanan,
peternakan dll) yang mempelajari hubungan antara jasad hidup (termasuk manusia)
dengan lingkunganya. Tapi memang dalam kajian sejarah bisa dikatakan bahwa
geografi sangat berpengaruh dalam penulisan ataupun jalanya sejarah. Hal ini
terkait dengan unsur dalam sejarah, yakni spasial (tempat suatu peristiwa
sejarah terjadi) disamping unsur temporal (waktu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar