Mungkin judul artikel ini emmang agak aneh. Kok bisa seorang
pahlawan yang seorang hero yang seharusnya bisa menjadi penent kebijakan
ataupun pengambil keputusan penting dalam sesautu menjaid seorang yang dianggap
tidak pernah apa, akrena dikalahkan oleh pemenang.
Sangta ironi memnag kalau
kita melihat sejarah bagaimana para pahlawan ini lah tersingkirkan karena kalah
dalam eprsaingan politik dengan para “pahlawan yang menjaid pemenang”. Mungkin
dunia memang dirsa tidka adil akrena hanya menulisken emrka yang menang saja,
sementaar merka yang kalah tidka pernah akan tertuliskan dalam sejarah, toj
kalaupun tertulis pasti dengan model adan imej yang berbeda dengan para
peemenang. Pemenang disini dalam artian lain adalah para penguasa yang
menenjtukankebijakan apa seorang ini layak disebut sebagai pahlawan atau
hanyalah para pencundang saja atau orang yang dianggap tidak berjasa sama
sekali.
Hal diatsmemang
menjaid tantanagan para sejawarawan untuk emnuliskan dalams ejarah. Emmang tiak
bisa dilepaskan bahwa dalam enulisan sejarah tidka pernah bisa dilepaskan dari
nalia dan pemahaman yang adianut oleh penulis sejarah. Oleh akren aitu penamaan
mengapa itu disebut ddnegan pahlawan sementara yang lain yang juga sama2
ebrjasa tidka disebut pahlawan adalah pendistorsians ejarah. Sejarawan harus
obyektif dalam emmandang seatu dna menulsiakn sejarah meskipun nilai nilai
subyektifitasan itu emnag tidka akan pernah bisa dihilangkan. Oleh akren
aitumemnag mentuntu adanya kebijakan pemerinah yang lebih terbuka supaya dalam emmangda
sesuat tidak hanay dari satu sis saja tapi juga dari sisi yang lain.
Orang-orang yang jujur, baik, disiplin kebiasanyay apsti
akan tersingkirkan karena memnag sistem yang ad aadalah sistem yang emnuntutu
semua orang untuke emiliki pemahaman yangsa ama terhadpa sesuatu. Oleh akrena
itu pada akhirnya merka yang kalah akans emakin tersingkirkan dan hilang dari
peredarana. Sementara emrmka yang meu ikut dengan sistem akan terus ikut dan
memiliki pernana penting atau bahakan disebut para pahlanawan padaha jasanya
tidak seberapa. Oleh keerkna itu penaman pahlawan atauun pembernak emenag tidka
pernah bsia dilepaskn dari nilai-nilai yang diangut oleh pengambil kebijakan.
Lalu kapankah merka yang pahlawan akan menjadi pememang. Kapankah sejarah bisa
menjaid miliki pahlawan bukan lagi pemenang. Kita tunggu saja waktunya. (Solo,
11/5/12, 01.14 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar