Secara tidak
langsung penetrasi budaya dan peradaban Barat juga sampai ke Indonesia.
Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia tidak lepas dari
pengaruh budaya Barat. Berikut ini dipaparkan beberapa pengaruh penetrasi
perdaban Barat terhadap Indonesia dalam bidang idologi dan politik. Diantaranya
adalah:
-
Idiologi
Dalam bidang
idiologi, penetrasi Barat sangat nampak. Idiologi yang dapat diartikan bukan
hanya sekedar dalam lingkup politik kepartaian saja tapi juga dalam lingkup
lebih luas dalam memandang pemikiran manusia, tentang hakikat hidup dan segala
sesuatu yang menjadi dasar dalam tindakan manusia, yang akan nampak nantinya
dalam perilaku dan tindak-tinduk manusia. Penetrasi idiologi Barat yang nampak
sekarang, muncul dalam berbagai bidang. Dalam bidang ekonomi sistem ekonomi
kita jujur diakui atau tidak berkiblat pada model ekonomi Kapitalisme, yang
nampak adalah bahwa para pegngambil kebijakan ekonomi kita berasal dari lulusan
Barat (Berkeley University), notabene itu adalah sumber utama model ekonomi
Kapitalisme.
Dalam bidang
politik model politik, para pemimpin kita yang duduk di eksekutif, yudikatif
ataupun legislatif lebih cenderung bersifat oportunistik, yang hanya
mementingkan dirinya sendiri atau golonganya,
tanpa pernah memikirkan kondisi realitas rakyat yang dipimpimpinya. Hal yang
nampak dalam rencana kenaikan BBM beberapa waktu lalu. Dalam bidang budaya,
muncul budaya hedonisme yang hanya ingin bersenang-senang semata, tanpa lagi
mempdulikan tata norma yang ada. Seperti nampak dalam kehidupan malam di
berbagai kota besar. Akibatnya sudah nampak, mulai tingginya jumlah pecandu
narkoba, tingginya angka aborsi, penggunaan minuman keras dan lain-lain. Bahkan
sudah menyerang di dalam bidang pendidikan. Salah satunya dengan maraknya
noarkoba di kalangan pelajar. Dalam hubungan sosial lebih cenderung pada model
indivudualistik yang hanya mau memikirkan dirniya sendiri tanpa mau tahu dengan
kepentingan orang lain. Dan ternyata dalam perkembanganya hal ini didukung oleh
kecanggihan teknologi yang ada. Seperti adanya HP, komputer, laptop dan yang
terkait adalah media media sosial dunia maya seperti facebook, twitter yang
akibatnya semakin menampakkan sisi individu manusia selain juga semakin
memupuskan rasa kepedulian manusia untuk memahami realitas sosial di
masyarakatnya, yang mungkin berkebalikan dengan di dunia maya.
-
Sistem Negara Republik/
Presidensial
Penetrasi Barat dalam bidang
pemerintahan yang nampak adalah model pemerintahan Republik atau Presidensial.
Yang diakui atau tidak itu mengadopsi dari model Barat, yang berasal dari
Romawi. Dengan sistem republik yang ada nantinya juga menuntut adanya model
struktur dibawahnya yang menganut sistem Barat. Mulai dari sistem
perundang-undanganya dan juga struktur birokrasi yang ada di bawahnya. Bisa
dikatakan bahwa model pemerintahan kita ini adalah warisan dari penjajah Barat,
disamping tatanan hukum dan bidang sosial yang lain. Disamping memang
kebanyakan tokoh Founding Fahter
bangsa ini juga belajar sistem pemerintahanya dari model Barat. Yang diklaim
mungkin cocok dengan koncisi Indonesia. Padahal struktur sosial kemasyarakatan
kita berbeda jauh dengan kondisi di Barat.
-
Sistem Pemerintahan/
Demokrasi
Dalam model
sistem pemenrintahan yang adapun juga menganut sistem demokrasi, yang itu juga
berasal dari peradaban Barat. Dimana dalam sistem demokrasi maka suara yang
terbanyak kebenaran atau suara rakyat adalah suara Tuhan (vox populi vox dei). Hal ini pada prisnsipnya telah menisbikan
kewenangan Tuhan sebagai pembuat hukum. Dalam sistem Demokrasi manusia diberi
kewenangan untuk membuat hukum yang dalam hal ini dilakukan oleh wakil-wakil
rakyat di legislatif. Selanjutnya hukum yang telah dibuat kemudian dilaksanakan
oleh eksekutif dan rakyat. Padahal dengan adanya pembuatan hukum oleh manusia
ini, manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan yang sangat nampak. Logikanya
tidak akan pernah bisa membuat hukum dan tata aturan yang sempurna karena serba
terbatas kemampuan manusia. Sehingga apa yang dibuatnya kadang malah hanya
berdasarkan hawa nafsu dan keinginan dirinya semata, bukan lagi didasari oleh
kepentingan akyat. Apalagi dalam pemerintahan di Indonesia, kebanyakan hukum
yang dibuatanya adalah pesanan asing atau didanai oleh asing, sehingga asinglah
yang mengambil manfaat dalam hal ni. Contohnya dalam undang-undang penanaman
modal asing yang akhirnya menjadi sarana perusahaan-perusahaan besar meguasai
kekayaan alam Indonesia seperti Freeport dan Chevron.
-
Trias politika
Dalam struktur
pemerintahan kita juga menganut model Trias Politika yang terdiri atas lembaga
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Ini berasal dari perdabaan Barat yang
dulu dikemukakan oleh John Locke pada masa Revolusi Prancis. Ternyata hal ini
juga diadopsi oleh Indoensia. Dengan sistem ini secara tidak langsung model
pemerintahan kita juga berkiblat ke Barat. Dan secara otomatis stuktur yang ada
di bawahnya juga berasal dari Barat.
Memang diakui
atau tidak bahwa negara kita Indonesia ini sangat sering mendapatkan penetrasi
dari luar. Dan jujur diakui atau tidak bahwa segala yang ada di negeri ini
berasal dari luar, istilah kasaranya negeri kita adalah negeri bebek. Sementara
peradaban kita yang asli dari bangsa Indonesia masih dipertanyakan. Katakanlah
kita mendapat penetrasi juga budaya dari India (Hindu Budha), Cina (Konghucu),
Islam dan juga Barat. Tapi memang saat ini yang dominan dan menguasai sistem
permerintahan kita adalah model dari peradaban Barat. Oleh karena itu akan
sangat aneh ada yang mengatakan anti terhadap gerakan-gerakan model transnasional,
yang diartikan bahwa gerakan itu betentangan dengan budaya asli bangsa
indensia. Yang kemudian menjadi pertanyaan, apa budaya asli bangsa Indonesia?
Kita tahu sendiri bahwa budaya yang di Indonesia kebanyakan berasal dari luar
Indonesia/ transnasional. Seperti juga Hindu, Islam, Konghucu, Kristen dan
lain-lain yang kesemuanya berasal dari luar Indonesia. Lalu kira-kira apa yang
benar-benar asli Indonesia, ini memerlukan penelitian yang lebih lanjut.
Sumber Rujukan
Abdullah Fajar. 1991. Peradaban dan Pendidikan Islam. Jakarta:
Rajawali Press
Abdullah,
Muhammad Husein. 2002. Studi Dasar-dasar Pemikiran Islam.
Abdurrahman,
Hafidz. 2004. Diskursus
Islam Politik dan Spiritual. Bogor: Al Azhar Press
An-Nabhani, Taqiyuddin. 2006. Peraturan Hidup dalam Islam
(Judul asli: Nidhamul Islam).
Jakarta: HTI Press
Faisal Ismail. 1999. Idiologi, Hegemoni, dan Otoritas Agama:
Wacana Ketegangan Kreatif antara Islam dan Pancasila. Yogyakarta: Tiara
Wacana
Fukuyama, Francis. 1992. The End of History and the Last Man.
Free Press.
Geertz, Clifford. 1966. Religion as Cultural System (Interpretation
of Culture). hlm. 89
Hizbut Tahrir. 2004. Benturan Peradaban Sebuah Keniscayaan
(Penerjemah Abu Faiz). Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia
Huntington, Samuel. 2001. Benturan Antar Peradaban (judul asli: Clach of Civilization). hlm.
38
Luhulima, C.P.F. 1992. Eropa Sebagai Kekuatan Dunia: Lintasan
Sejarah dan Tantangan Masa Depan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mulyana,
Deddy dan Jalaluddin Rakhmat. 2006. Komunikasi Antar Budaya: Panduan
Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya
Thompson, John B. 2004. Kritik Ideologi Global:
Relasi Ideologi dan Komunikasi Masa. hlm.
192
Turner, Bryan S. 2006. Runtuhnya Universalitas Sosiologi Barat: Bongkar
Wacana atas Islam vis a vis Barat, Orientalisme, Postmodernisme, dan Globalisme.
Yogyakarta: Ar Ruzz
Zainudin Sardar. 1979. Rekayasa Masa Depan Peradaban Muslim (judul
asli The Future of Muslim Civilization). Jakarta: Mizan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar