Didalam
menelaah sejarah yang seluas-luasnya, para sejarawan di Jerman berpendapat
bahwa ada dua golongan ilmu bantu sejarah. Yaitu pertama: ilmu-ilmu bantu
sejarah dalam arti luas. Ini meliputi sembarang ilmu, sejauh ilmu ini dapat
bermanfaat, seperti biologi lautan, teknik, antropologi fisik, dan budaya,
matematik, numismatik, ekonomi, filsafat, germanistik, dan seterusnya. Kedua,
ilmu-ilmu bantu sejarah yang khusus. Artinya yang amat dibutuhkan oleh
sejarawan, sehingga mau tak mau ia harus memperhatikanya syukur mendalaminya
sendiri. Perincianya meliputi geografi kesejarahan, kronologi, geneologi, ilmu
sumber, paleografi, ilmu prasasti (urkunde),
dan akta heraldik (ilmu tentang
lambang-lambang), sfragistik (ilmu
stempel dan dokumentasi), serta numismatik
(ilmu mata uang) (N. Daldjoeni, 1995: 16).
Geografi
menelaah bumi dalam hubunganya dengan manusia. Arti geografi yang sebenarnya
adalah uraian (grafein artinya
menguraikan atau melukiskan) tentang bumi (geos)
dengen segenap isinya,yakni manusia yang kemudian ditambah lagi dengan dunia
hewan dan dunia tetumbuhan (N.Daldjoeni, 1982: 13). Geografi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara bumi dan manusia. Bumi dan manusia
disitu dapat ditafsirkan sebagai alam dan manusia, atau lingkungan alam dan
penduduk. Manusia disitu bukanlah manusia sebagai individu melainkan sebagai
kelompok, karena adaptasinya terhadap ligkungan alamnya dilaksanakan secara
kolektif. Misalnya sebagai penghuni desa, penduduk wilayah, sebagai bangsa.
Definisi diatas memperlihatkan adanya kemiripan dengan ekologi, yaitu ilmu yang
mempelajari interelasi atau interaksi organisme dengan lingkunganya.
Hartshorne
(dalam N. Daldjoeni, 1982: 108) dalam buku The
Nature of the Geography mengatakan bahwa geografi itu sejarah masa sekarang
(history is the geography of today).
Dengan pemikiran diatas dapat dimengerti adanya usaha para sejarawan dan
geograf untuk melihat sejarah dengan latar belakang geografi. Maka lahirlah apa
yang disebut historical geography
yakni geografi kesejarahan, nama lainya adalah geography is the past. Dalam geografi kesejarahan itu wilayah
dipandang sebagai panggung dimana para penghuninya memainkan lakon mereka.
Geografi
dapat dipakai dalam membantu penelitian sejarah. Caranya dengan usaha menelaah
kondisi geografis dari wilayah yang bersangkutan di masa lampau. Dengan
menggunakan metode khusus dipelajari dengan seksama “the setting of human activities” dengan rincian tata kerja:
melokalisasikan panggung sejarah tersebut, kemudian mempelajari sejauh mana
kondisi lingkungan alam disitu telah mempengaruhi kegiatan manusia dalam
menggerakkan jalanya sejarah (N. Daldjoeni, 1995: 4). Dengan demikian geografi
memegang peranan penting dalam sejarah, karena sangat mempengaruhi jalanya
sejarah. Hal ini terkait dengan unsur
sejarah yang berupa spasial atau tempat suatu peristiwa sejaraj terjadi. Ilmu
sejarah sebagai suatu telaah manusia harus memperhitungkan unsur ruang selain
waktu. Dengan mendalami pengetahuan geografi, sejarawan dapat mendalami latar belakang
geografis dari sejarah.
Menurut
William L Thomas (ed) (1970, 78) studi geografis
atau penelaahan suatu wilayah mengutamakan mengapa suatu hal ada disitu, bukan
sekedar dimana, dan bagaimana sampainya itu ke situ. Relasi antara geografi dan
sejarah paling banyak digeluti oleh sarjana di Prancis. Disana studi regional
selalu diartikan sebagai penelaahan terhadap tempat dan penghuninya. Adapun
faktor-faktor geografis yang terpenting ada tiga yakni: posisi, iklim, dan
morfologi bumi. Tiga hal itu tidaklah menentukan manusia manjadi “agent of change”. Suatu bentang alam (landscape) sebagaimana adanya sekarang,
telah mengalami pengubahan terus menerus oleh kegiatan manusia di sepanjang
masa.
Dengan
menelaah suatu wilayah geografis dapat diketahui seluk beluk cara manusia dari
abad ke abad telah memanfaatkan berbagi kesempatan yang ditawarkan oleh
lingkungan geografis kepadanya. Lain daerah akan lain pula pernyataan budaya
materiilnya. Demikian pula budaya rohaninya. Perbedaan itulah yang dapat
disebut sebagai dokumen sejarah (adanya perubahan/ perkembangan). Suatu wilayah
jadinya dapat bersaksi tentang timbul dan tenggelamnya suatu peradaban suatu
masyarakat. Sejarawan sehubungan dengan itu diharapkan benar-benar mengerti
peranan iklim serta sumber daya alam setempat didalam ia menlaah sejarah
wilayah yang bersangkutan, atau didalam ia membatasi kegiatan manusianya.
Menyebarkan agama Islam dari jazirah Arab ke lembah Nil, dan Eufrat-Tigris,
serta pantai utara Afrika bertalian erat dengan boyongan bangsa-bangsa Arab
serta budayanya sebagai akibat dari
proses dedikasi, yakni pengeringan gurun dan stepa-stepa di Timur Tengah (E Hutington, 1959: 2003).
Geografi sejarah adalah
studi tentang manusia, fisik, fiksi geografi,
teoritis, dan "nyata" dari masa lalu. Studi geografi sejarah
mempelajari berbagai macam isu dan topik. Sebuah
tema umum adalah studi tentang geografi dari masa lalu dan bagaimana perubahan
tempat atau daerah melalui waktu. Geografi
sejarah banyak mempelajari pola geografis melalui waktu, termasuk bagaimana
orang berinteraksi dengan lingkungan mereka, dan menciptakan landskap budaya. Geografi Sejarah
berusaha untuk menentukan bagaimana fitur budaya dari berbagai masyarakat di
seluruh planet muncul dan berkembang dengan memahami interaksi mereka dalam
lingkungan setempat sekitarnya. (http://en.wikipedia.org/w/index.php_Historical_geography
diakses pada 18 April 2012 pukul 15.00 WIB)
apakah masih ada materi yang lain ?
BalasHapusterimakasih infonya :)
BalasHapus