Selasa, 01 Mei 2012

Rektor Penyambung Lidah Rakyat

Mahasiswa takut pada dosen, dosen takut pada rektor, rektor takut pada presiden, presiden takut pada mahasiswa. Idiom yang dulu terkenal di masa reformasi 1998 ini sepertinya cocok untuk mengambarkan kondisi kampus yang ada sekarang. Bagaimana seorang mahasiswa takut dengan dosen bila nilainya jelek, sementara dosen takut pada rektor bila nantinya dipecat dari dosen, kemudian rektor juga takut kepada presiden bila jabatanya dicabut oleh presiden.
Akhirnya presidenpun juga takut kepada mahasiswa bila mahasiswa akan menurunkan jabatanya dari presiden. Hal inilah yang kemudian membentuk sebuah lingkaran sistematis yang saling mempengaruhi. Lingkraan singkat hubungan dalam sebuah ranah perguruan tinggi atau kampus, meskipun memang teori tersebut mungkin masih banyak kekurangan.
Bila kita melihat bagan interaksi struktural mulai dari mahasiswa, dosen, rektor dan presiden tersebut, maka akan kita dapati bahwa disana ada hubunan langsung antara rektor dengan presiden. Bahkan ada yang mengatakan bahwa jabatan rektor sendiri bisa setara dengan gubernur sebuah propinsi, karena kewenanganya yang memimpin sebuah lembaga pendidikan tinggi/ kampus. Adanya hubungan yang langsung inilah sebenarnya diharapkan rektor bisa menjadi semacam jembatan aspirasi rakyat (mahasiswa, dosen dan civitas akademika lain) untuk bisa disampaikan langsung ke presiden sebagai bentuk wakil aspirasi dari lembaga pendidikan tinggi/ kampus. Rakyat tentunya memiliki banyak keinginan, untuk itulah sepatutnya sebagai salah satu penyambung lidah rakyat, rektor bisa menyampaikan aspirasi rakyatnya, daripada rakyat sendiri yang langsung ke presiden. Yang demikian ini sebenarnya malah membahayakan posisi presiden sebagaimana terjadi pada tahun 1998. Untuk itulah peran rektor ini bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, bahwa rektor juga harus berani menyampaikan aspirasi rakyatnya dan tidak melulu mengikuti saja kebijakan presiden. 

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Setuju...
      Tapi artikelnya kurang "radikal"
      Tambah sedikit analisis politis-ideologis pasti lebih tajam

      Hapus